Sudahkah anda berbuat baik hari ini....

Rabu, 31 Oktober 2012

Bertaubat dari Zina Mata Mengantarnya Ke Surga

Bertaubat dari Zina Mata Mengantarnya Ke Surga Bertaubat dari Zina Mata Mengantarnya Ke Surga - Sesungguhnya, ia tak sengaja. Waktu itu ada misi yang harus dikerjakannya. Kesalahannya –kalau boleh dibilang begitu- hanya satu; ia tidak konsentrasi. Ia menoleh ke arah lain. Mengarahkan pandangannya ke rumah di kota itu. Ia tengah menjalankan tugas dari Rasulullah SAW untuk suatu keperluan. Di tengah jalan, "bencana" datang menyapanya. Sewaktu melayangkan pandang ke salah satu rumah yang tidak tertutup pintunya, terlihatlah olehnya wanita yang sedang mandi. Mungkin hanya dalam hitungan detik, bukan menit. Wajahnya mendadak pucat, tubuhnya gemetar ketakutan. Ia segera berlari melewati rumah demi rumah, kampung demi kampung, hingga keluar Madinah. Ia tiba di sebuah padang pasir yang sepi. Di sana ia menangis sejadi-jadinya. Menyesali apa yang telah dilihatnya. Dengan derai air mata dan suara yang tersisa ia memohon ampunan Rabbnya. Rasulullah kehilangan sahabat ini untuk satu hari. Beliau bertanya-tanya, tetapi sahabat yang lain tidak juga mengetahui keberadaannya. Hingga berlalulah empat puluh hari. Akhirnya malaikat datang mewahyukan di mana ia berada. Umar dan Salman ditugasi Sang Nabi untuk menjemputnya. Dengan susah payah Umar berhasil menemukannya. Ia memeluk sahabat itu penuh rindu. “Wahai Umar, tahukah Rasulullah SAW tentang dosaku", tanyanya penuh kekhawatiran. “Aku tidak tahu permasalahan itu. Yang jelas, Rasulullah menugaskan kami untuk mencarimu.” “Wahai Umar, satu permohonanku padamu. Jangan kau bawa aku menghadap Rasulullah, kecuali ketika beliau sedang shalat.” Sesampainya di Madinah dan mendapati Rasulullah membaca Al-Qur'an dalam shalatnya, sahabat ini pingsan. Ia jatuh sakit hingga berhari-hari. Ketika Rasulullah tahu kondisinya dan menjenguk ke sana, ia masih saja khawatir akan dosanya. “Apa yang kau rasakan?” Rasulullah bertanya kepada sahabat yang kini telah berada dalam pangkuannya ini. “Seolah semut merayap di antara tulangku, dagingku dan kulitku”. “Apa yang kau inginkan?” tanya beliau lagi. “Ampunan Rabbku”, jawabnya penuh harap. Tak lama kemudian Jibril menyampaikan wahyu, “Wahai Muhammad, Rabbmu mengirimkan salam untukmu. Dia berfirman padamu, ‘Seandainya hambaKu ini datang padaKu dengan kesalahan yang memenuhi bumi, tentulah Aku akan menemuinya dengan ampunan sebanyak itu pula.” Ketika Rasulullah SAW memberitahu wahyu ini kepadanya, sahabat ini meninggal seketika. Namanya Tsa'labah. Tsa'labah. Ia mengajarkan kepada kita untuk bertaubat, bahkan dari kemaksiatan yang –oleh orang di zaman sekarang- tidak dianggap. Ia mengajarkan kepada kita untuk bertaubat, meskipun dari kesalahan yang sebenarnya tidak disengaja. Ah... memang begitulah orang-orang shalih itu selalu mempesona. Mereka memiliki ketakutan yang luar biasa kepada Tuhannya hingga senantiasa sensitif terhadap dosa. Dan dari sana ia bergerak cepat menuju keridhaan Rabbnya. Bertaubat, mengejar akhirat. Dunia seakan dicampakkan begitu saja. Dan pada akhirnya... itu membawa mereka ke surga. Beruntunglah Tsa'labah... dan orang-orang shalih yang mengambil jalan yang sama; taubatan nasuha. Ia tidak berapologik bahwa itu bukan kesalahannya; justru ia sangat cemas bahwa apa yang dilihatnya, meskipun tidak lama, sudah masuk pada tataran zina. "…Dua mata zinanya melihat, dua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya berbicara, tangan zinanya menyentuh,…" sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ini demikian menancap di jiwa, menggerakkannya untuk bertaubat saat itu juga. Beruntunglah mereka yang menyadari kesalahannya, atau bahkan merasa bersalah meskipun tidak sengaja, lalu menghampiri ampunan Allah dengan taubatnya. “Setiap bani Adam (pernah) berbuat salah," sabda Rasulullah dalam kesempatan lain yang direkam oleh Imam Tirmidzi, "dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat.” Mungkin ada orang-orang yang memandang orang Shalih seperti Tsa'labah dengan tatapan hina. Menjustifikasinya sebagai orang yang melakukan kesalahan besar. Mungkin disebabkan mereka tidak tahu, bahwa justru dari kesalahan itu ia memperoleh derajat mulia di sisi Rabbnya. Dari kacamata dunia mungkin "sejarah" Tsa'labah berakhir di sana; ia menyendiri, sakit, lalu mati. Namun dalam pandangan Allah, Rasul-Nya, kemudian kaum mukminin yang ditunjukkan Allah akan hakikatnya, Tsa'labah memperoleh keberuntungan luar biasa; ridha Allah dan surga-Nya. Ya Allah... jadikanlah kami hamba-hambaMu yang bertaubat, janganlah Engkau benamkan kami dalam golongan orang-orang yang mencari kesalahan saudara kami dan merasa lebih baik dari mereka yang telah menangisi kesalahannya, menyesali dosanya, dan bersimpuh pada-Mu dengan taubat nasuha... Ya Allah... jika hari ini kami masih dinilai mulia oleh manusia, itu hanya karena Engkau tidak membuka semua aib diri ini kepada mereka. Maka tutupilah aib kami yang telah terukir di masa lalu dengan ampunanmu... lindungilah kami dari aib baru dengan taqwa kepadaMu. Ya Allah... janganlah Engkau uji kami dengan ujian yang kami tidak sanggup memikulnya. Jangan biarkan hambaMu ini sendirian dalam menghadapi beratnya kehidupan dunia yang sering menyeret jiwa dalam lembah noda, memelesetkan kaki dalam jerembab dosa, atau membuat kami terpelanting dalam jurang nista... Ya Rabb... jika Engkau nampakkan kesalahan kami untuk memperbaiki kami, jadikanlah kami ridha menerimanya dengan segera bertaubat kepadaMu dan meningkatkan kualitas diri kami. Namun jika apa yang menimpa saudara-saudara kami seiman adalah tipu daya, sungguh... hanya kepada-Mu kami mengadukan kelemahan kami, kurangnya kekuatan kami, dan rapuhnya siasat kami berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Engkaulah Pelindung bagi orang lemah, dan Engkau jualah pelindung kami! Kepada siapakah kami hendak Engkau serahkan? Kepada orang-orang yang tidak menyukai kami, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diri kami? Jika Engkau tidak murka kepada kami, maka itu semua tak kami hiraukan, karena sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepada kami. Kami berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akhirat, dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan kepada kami. Hanya Engkaulah yang berhak menegur dan mempersalahkan diri kami hingga Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apapun melainkan atas perkenan-Mu”.

Jumat, 18 Mei 2012

Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa

Bismillah.... Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah), lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ‘Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, apa taubatnya bisa diterima?’ Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’ Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa. Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang ‘alim, lalu dia berkata, ‘Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu taubat untuknya?’ Orang alim itu pun menjawab, ‘Ya Siapakah yang menghalangi nya untuk bertaubat? Pergilah ke daerah ini karena di sana terdapat sekelompok orang yang menyembah Alloh Ta’ala, maka sembahlah Alloh bersama mereka dan janganlah kembali ke daerahmu yang dulu karena daerah tersebut adalah daerah yang jelek.’ Laki-laki ini lantas pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai di tengah perjalanan, maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat azab. Malaikat rahmat berkata, ‘Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Alloh’. Sedangkan malaikat azab berkata, ‘Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai juru damai. Malaikat ini berkata, ‘Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju,pen.), daerah yang jaraknya lebih dekat, maka daerah tersebut yang berhak atas orang ini.’ Mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan teryata orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju, Oleh karena itu ruhnya dibawa oleh malaikat rahmat.” (HR. Bukhori & Muslim) Wahai saudaraku, siapakah yang dapat menghalangi dari pintu taubat? Laki-laki ini telah membunuh 100 nyawa dan dia telah Alloh ampuni. Jika demikian mengapa Anda berputus asa dari rohmat Alloh dan ampunan-Nya yang begitu luas ??! Pesan yang Terkandung Dalam Kisah di Atas Pertama: Pembunuh masih memiliki kesempatan untuk bertaubat. Dalilnya adalah firman Alloh yang artinya, “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, namun Dia mengampuni dosa-dosa di bawah syirik, bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An Nisaa’: 48). Yaitu Alloh mengampuni dosa-dosa di bawah syirik, apabila Dia menghendaki. Ini merupakan pendapat mayoritas para ulama. Ayat ini juga menunjukkan tentang keutamaan ikhlas dan ikhlas merupakan sebab dosa terampuni. Kedua: Hati ahli maksiat lebih mudah tergugah untuk bertaubat kepada Alloh daripada ahli bid’ah karena dia merasa berbuat salah. Ketiga: Orang yang berilmu lebih utama daripada ahli ibadah karena ahli ibadah yang jahil (bodoh) terkadang dengan kejahilannya bertindak ‘ngawur’ sekalipun menurut dia hal itu baik. Bertitik tolak dari hal ini dapat diketahui bahwa orang yang terjun berdakwah, harus memiliki ilmu agar tidak membuat kerusakan yang lebih besar. Keeempat: Orang yang bertaubat hendaknya berpindah dari lingkungan yang jelek ke lingkungan yang baik. Karena bergaul dengan orang-orang sholeh merupakan penyebab iman menjadi kuat dan tipu daya syaithon makin lemah.

2030, Pemeluk Islam Capai 2,2 Miliar Jiwa

Muslim Rusia shalat berjamaah di udara dingin Berita Terkait Islam Satukan Suara Hadapi Pemilu AS
Baptis Gadis Muslim, Seorang Pendeta Diculik Presiden Uganda Harapkan Muslim Bersatu Islam di Burundi: Geliat Islam di Tengah Konflik Newcastle Sediakan Mushala untuk Pemain Muslim REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHERN CALIFORNIA -- Populasi Muslim di seluruh dunia naik pesat. Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life memperkirakan populasi Muslim akan tumbuh mencapai 35 persen dari total populasi dunia pada 20 tahun mendatang. Jika pada 2010 jumlah pemeluk Islam mencapai 1,6 miliar jiwa, maka pada 2030 akan mencapai 2,2 miliar jiwa. Menurut lembaga itu, pertumbuhan jumlah umat Islam dua kali lebih besar dibandingkan non-Muslim pada dua dekade mendatang. Jika pertumbuhan jumlah umat Islam rata-rata mencapai 1,5 persen, maka non-Muslim hanya 0,7 persen. Menyikapi fenomena itu, Direktur Islamic Center Southern California, Imam Jihad Turk menilai ada dua faktor yang menyebabkan populasi muslim meningkat pesat, pertama adalah angka kelahiran tinggi di kalangan umat Islam. Dan kedua, berbondong-bondongnya non-Muslim memeluk Islam. "Tingkat kelahiran merupakan faktor utama yang memberikan sumbangsih. Sementara, faktor konversi lebih banyak karena pernikahan," kata dia seperti dikutip neontommy.com, Selasa (8/5). Moises Gonzalez, yang baru saja memeluk Islam, merupakan contoh dari tren pernikahan yang dijelaskan Turk. "Saya jatuh cinta dengan seorang Muslimah. Sebagai bentuk keseriusan, saya memutuskan untuk berpindah agama," ungkap Gonzalez, yang saat ini tidak lagi mengkonsumsi babi dan alkohol semenjak memeluk Islam. Hal serupa juga dialami Ti Miekel. Sebelumnya, ia tidak memeluk agama apapun. Namun, saat bertemu dengan suaminya, ia sadar harus membuat langkah perubahan. Salah satunya adalah memeluk agama."Suamiku tidak pernah memintaku untuk memeluk Islam Jadi, keputusanku memeluk Islam atas pilihan pribadi," kenang dia. Sebelum Mikkel memeluk Islam, ia telah mencoba untuk mengenakan jilbab layaknya muslimah lain. Ia pun merasakan ketenangan. "Aku tidak memiliki masalah dengan tata cara berpakaian. Tapi aku melihat jilbab, sebuah pakaian yang memberikan kenyamanan," kata dia. Sementara itu, Wakil Direktur Islamic Center Southern California, Soha Yassine, meningkatnya populasi muslim dibarengi dengan meningkatnya tentangan yang harus dihadapi muslim. Sebabnya, generasi baru muslim perlu untuk tumbuh dalam lingkungan dimana mereka dapat berbicara secara terbuka atas masalah yang mereka hadapi. "Penting untuk diketahui generasi baru muslim untuk memahami bahwa menjadi muslim dan seorang warga AS tidaklah ekslusif," kara dia. Turk menambahkan, kesalahpahaman tentang Islam merupakan pekerjaan rumah bagi setiap muslim. Adalah tugas seorang muslim untuk meluruskan hal itu. Harapannya esensi Islam sebagai agama cinta damai dapat dipahami. "Kebanyakan orang sekarang ini berpikir Islam adalah agama kekerasan. Padahal itu tidak benar," pungkasnya.

Rabu, 09 Mei 2012

Menjadi Pengusaha Itu Sunnah, Tapi Tangan Di Atas Wajib

Characterpreneur, adalah singkatan yang berasal dari 2 suku kata yaitucharacter dan enterpreneur. Character, menurut kamus Poerwadarminta adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan , akhlak ataupun budi pekerti yang mencirikan seseorang.. Secara bahasa, pengertian enterpreneur secara umum adalah seseorang yang menciptakan sebuah bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan. Secara sempit enterpreneur dipandang adalah seorang pedagang (businessman). Namun pengertian/pendapat Joseph Schumpeter dipakai oleh banyak kalangan luas. Yaitu, seorang enterpreneur tidak selalu pedagang atau seorang manager; ia adalah orang yang unik yang berpembawaan pengambil resiko dan yang memperkenalkan produk-produk inovatif dan teknologi baru ke dalam perekenomian. Selain konteks bisnis, kita juga mengenal yang namanya social enterpreneur.Social enterpreneur, dimotivasi oleh keinginan untuk membantu, meningkatkan dan mengubah lingkungan sosial Secara bebas, menurut saya pengertian character-enterprener, selanjutnya disingkat menjadi characterpreneur adalah seseorang atau kelompok yang mengadakan usaha inovatif yang mempunyai karakter atau watak khusus yang mulia, yang memberikan manfaat perubahaan pada lingkungan atau masyarakatnya. Pengusaha yang Berkarakter Mengutip ucapan Nietzsche, “Seni demi seni, ilmu demi ilmu atau puisi demi puisi adalah kedok yang digunakan untuk menutupi watak jahat seniman atau ilmuwan serta memberikan pembenaran atas sikapnya dalam menghindari tanggungjawab sosial.” Kalau saya perluas, “Bisnis demi bisnis adalah kedok jahat yang digunakan oleh pengusaha untuk menutupi sifat jahatnya serta memberikan pembenaran atas sikapnya mencari untung dan menghindari tangungjawab sosial.” Kalimat di atas memang sedikit keras, tapi hal ini perlu dijelaskan. Karena dalam hidup ini tidak ada yang namanya bebas nilai. Ada kaidah lain yang melekat pada bisnis. Sebab pada sebuah realitas ada motif di belakang penciptaannya. Ekonomi sebagai sebuah ilmu, adalah suatu cabang dari filsafat; sebagai sebuah pencarian manusia atas realitas, lingkungan, penciptaan sesuatu, dan atas “Sesuatu” yang melingkupi segala sesuatu. Ketika agama datang, sesungguhnya pada prinsipnya filsafat telah selesai. Terjawab sudah pertanyaan mendasar manusia. Para Rasul datang membawa nilai yang melengkapi semua persoalan manusia, memberi nilai atas semua tindak, dan sifat atau karakter manusia. Tidak semata tata ibadah syariah belaka tapi termasuk nilai hidup dalam bermasyarakat dan berdagang dibawanya. Kegiatan ekonomi atau perdagangan telah ada sebelum zaman kenabian terakhir. Sudah tentu masyarakat zaman itu telah punya karakter atau akhlaknya sendiri. Lalu Nabi Saw yang berlatar pedagang datang membawa misi untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Contoh terbaik adalah para Nabi dan Sahabat Nabi. Hampir semua Nabi dan sahabatnya adalah para pedagang. Mereka telah menyontohkan adab dan akhlak berdagang. Tidak semata mencari keuntungan, tapi juga membangun sosial kemasyarakatan. Ada kaidah-kaidah yang dibawa mereka. Menjadi seorang pengusaha tidaklah semata memikirkan untung-rugi belaka yang hanya dihitung secara matematis ekonomi. Dia haruslah menghitung juga secara matematis sosial. Setiap barang yang diproduksi, tidak dipikirkan semata mencari untung, tapi adakah akibat negatif pada masyarakat yang ditimbulkannya? Pada setiap produk yang dijual, adakah racun atau candu di dalamnya? Pada setiap media yang dikeluarkannya, adakah berdampak pada kerusakan generasi? Mudah saja mengimpor produk luar dengan harga murah, banyak untung yang akan didapat. Tapi tak terpikirkah bahwa ada sekian banyak petani, nelayan dan pedagang lokal yang akan terkapar kalah? Produksi saja konten yang mengikut selera dasar primitif manusia, tapi terpikirkah bahwa sama saja kita telah merusak sekian generasi? Pada hari ini kita gampang saja menemukan banyak pengusaha yang sukses dengan bisnisnya. Banyak orang kaya atau konglemerat yang muncul. Sebagai seorang pengusaha pemula, mudah saja kita menjadikan mereka sebagai idola dan menjadikannya model dalam berusaha. Tapi pernahkah kita secara kritis menilai mereka? Sudahkah usaha yang dijalankannya beretika dan bernilai secara sosial serta apa efek jangka panjang yang ditimbulkannya? Karakter yang mulia haruslah melekat pada diri seorang Pengusaha. Pengusaha yang berkarakter mulia haruslah visioner, idealis, jujur, amanah, tidak semata mencari untung jangka pendek. Dia tidaklah semata mengikut kepada selera pasar. Kalau perlu dia membentuk pasar (social engineering). Pengusaha yang mulia tidaklah menjadikan manusia sebagai obyek pencari keuntungan. Ia mempunyai misi dalam hidupnya. Bisnis tidaklah bebas nilai, ia haruslah berpegang pada landasan moral etika. Tidak berprinsp sekuler dalam bisnis. Memisahkan kegiatan ekonomi dari moral-etika, dan lupa pada efek sosial dan kebudayaan. Tangan Di Atas Sebagai Sebuah Ideologi, eh Gerakan Perubahan Nabi Muhammad Saw pernah menyatakan bahwa, “Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.” Terinspirasi oleh hadis ini tercetuslah sebuah komunitas yang bernama Tangan Di Atas (TDA), sebagai sebuah kelompok yang senang berbagi dan berbagi senang dengan memilih berwirausaha sebagai aktivitas para anggotanya. Menyambung dengan hadis Nabi Saw yang lainnya, “Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. TDA mendefinisikan caranya sendiri menjadi manfaat bagi sesama dengan cara berwirausaha. TDA didirikan oleh para anak muda atau orang-orang yang berjiwa muda, lahir sebagai bentuk perjuangan dan penyelamatan bangsa. Ciri khas orang muda adalah anti kemapanan dan dinamis. TDA mendefinisikan caranya sendiri melakukan perubahan melalui gerakan ekonomi atau perdagangan. Sebab, kemajuan suatu bangsa sudah tentu ditandai oleh kemakmuran ekonominya. Semenjak dibentuk tahun 2006 dari puluhan anggota sekarang komunitas ini telah mencapai ribuan anggota yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan mancanegara. TDA telah menjadi kosa kata baru dalam bahasa Indonesia, yang menggambarkan kaum wirausaha (pedagang), lawan dari kata TDB (Tangan Di Bawah) yang diartikan orang yang masih bekerja (karyawan). TDA itu adalah sebuah gerakan diam (silent movement). Tanpa gembar-gembor, gegap-gempita berita. Di saat para politisi dan aktivis ramai di media lantang bicara tentang bagaimana mengubah Indonesia, TDA bergerak dengan caranya sendiri tanpa demonstrasi. Kecuali hanya satu kali demo TDA—yang saya ingatJ, ketika melakukan demo di Bundaran HI dua tahun lalu sebagai bentuk sosialisasi Pesta Wirausaha atau Milad TDA yang ke 4J Banyak orang hanya bicara, tapi TDA telah bekerja! Banyak orang memandang bahwa perubahan dunia hanya ditentukan dan direkayasa oleh kekuatan politik belaka. Tapi sesungguhnya ada kekuatan ekonomi di belakangnya. Politik dan ekonomi sebagai dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Pada sejarah perubahan dunia kita melihat bahwa sejatinya ada gerakan ekonomi yang berperan, baik dengan cara baik maupun jahat atau kasar. Pergulatan inilah yang telah melahirkan berbagai macam ideologi, dari kapitalisme—mulai dari klasik sampai kapitalisme moderen yang humanis, sosialisme, sampai marxisme. Bung Karno mendefinisikan kejayaan Indonesia itu dengan istilah Tri Sakti, yaitu: Berdaulat di bidang politik, kemandirian di bidang ekonomi, dan berkerpribadian di bidang budaya. Bung Hatta malah menekankan pentingnya membangun kekuatan ekonomi kerakyatan untuk mengangkat harkat dan martabat bangsa. Beberapa tahun terakhir ini, kita melihat banyak fenomena menarik di negeri ini. Wirausaha telah menjadi profesi baru yang sangat menarik. Jika dahulu berdagang dipandang sebagai sebuah pelarian, bentuk kegagalan dari seseorang yang tidak diterima bekerja di kantoran. Atau berdagang adalah profesi para perantau yang mencari penghidupan yang mana tidak bisa mengandalkan ijasahnya. Berdagang juga kebanyakan dijalankan oleh para orangtua. Sekarang bisnis atau berwirausaha telah menjadi tren, sebuah gaya hidup baru. Ditampilkan di panggung-panggung, dikonteskan, diberi piala dan penghargaan. Pelakunya banyak para anak muda. Kita juga melihat betapa kegiatan wirausaha telah menjadi penyokong penyelamat bangsa ini dari krisis. Beberapa negara tumbang oleh resesi politik dan ekonomi, tapi bangsa ini masih berdiri. Berbeda dengan era sebelumnya, sedikit krisis politik maka guncanglah negeri ini. Tapi sekarang, politik dan pemimpin boleh berganti, tapi ekonomi jalan terus! Sekarang pertanyaannya, politik atau ekonomikah yang telah menyelamatkan negeri ini? Di zaman Orde Baru barangkali banyak yang alergi ketika disebut kata “ideologi”. Tapi mari kita sederhanakan saja, ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang sesuatu, menawarkan perubahan untuk kemakmuran masyarakat (weltanschauung). Lalu bagaimana dengan TDA? Bukankah di dalamnya ada kumpulan ide? Tentang bagaimana membentuk masyarakat yang sejahtera? Kekurangannya, barangkali ide TDA ini belum tersusun sebagai sebuah konsep pemikiran yang utuh dan sistematis. Baru dalam tataran idealis, belum diturunkan ke dalam bentuk materialistik (ini menurut istilah filsafat. Sedikit berat ya istilahnya… ) Saya tak mau berdebat soal ideologi. Nanti akan banyak pula yang mengejar saya dengan cara pandang ini. Anggap saja cerita ini hanya ngalor-ngidulkegenitan intelektual. Tapi mari kita pandang saja bahwa Tangan Di Atas adalah sebagai sebuah gerakan perubahan. Ia menawarkan harapan. Misi yang dibawanya adalah “bersama menebar rahmat!” Menjadi Pengusaha itu Sunnah, Tapi Tangan Di Atas Wajib Ya, saya katakan bahwa menjadi Pengusaha itu adalah sunnah karena ia adalah profesi dan jalan hidup nabi. Sebagai umatnya sudah tentu kita akan meniru teladan dari nabi. Sunnah, itu baik dan menjadi pahala ketika dilakukan tapi tidak menjadi dosa kalau tidak dijalankan. Boleh saja seseorang tidak memilih menjadi pengusaha sebagai jalan hidupnya. Tapi menjadi Tangan Di Atas hukumnya adalah wajib, berdosa jika tidak menjalankannyaJ Apa makna menjadi Tangan Di Atas? Ialah menjadi rahmat bagi semesta alam. Sebaik-baik manusia adalah yang menjadi manfaat bagi orang lain. Ia membawa harapan, bukan musibah bagi sesamanya. Sesuai dengan tugas manusia sebagai khalifah di atas bumi, ia membawa sifat-sifat Tuhan pada dunia ini, yaitu menyebarkan rahmat. Prinsip Tangan Di Atas itu adalah, memberi dahulu baru menerima (give and receive). Characterpreneur = Tangan Di Atas Semua penjelasan yang saya sampaikan di atas adalah sebagai sebuah pengantar untuk sampai pada sebuah kesimpulan: character-enterpreneur atau Pengusaha yang berkarakter itu adalah Tangan Di Atas. Sebagai sebuah kosa kata baru, Tangan Di Atas (TDA) ini menjelaskan banyak hal. Menjadi pengusaha itu tidaklah bebas nilai, tiada sekularisme dalam bisnis, memisahkan bisnis demi bisnis. Ia haruslah menjadi penyebar rahmat. Pembawa kebaikan pada lingkungan sosialnya. TDA itu senang berbagi. Sebaik-sebaik manusia adalah yang bermanfaat bagi lingkungannya. Dan, cara yang dipilih oleh TDA untuk menjadi manfaat bagi sesama adalah dengan menjadi Pengusaha. Dengan menjadi Tangan Di Atas. Jadi, TDA itu artinya sama dengan Pengusaha, tapi Pengusaha belum tentu sama dengan TDA. TDA itu sama dengan character-enterpreneur. Yaitu, Pengusaha yang berkarakter. Yang sukses tidak hanya semata untuk dirinya sendiri, tapi juga bermanfaat bagi umat. Inilah yang disebut dengan sukses-mulia, yaitu yang menebar rahmat! Pada akhirnya, saya tutup tulisan ini dengan memodifikasi ucapannya Bung Karno, “Seribu orangtua hanya bisa bermimpi tapi seorang Pengusaha bisa mengubah dunia!” Ingat, yang saya maksud dengan Pengusaha disini adalah TDA. Bersama TDA mari kita menebar rahmat.

Hikmah dibalik Sunnah “Tidur Miring Ke Kanan”

“Sesungguhnya telah ada pada (DIRI) Rasulullah itu suri teladan yang BAIK bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Alloh.” (QS Al Ahzab : 21) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan tidur miring ke kanan : Dari al-Barra` bin Azib, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Apabila kamu hendak tidur,maka berwudhulah (dengan sempurna) seperti kamu berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah di atas sisi tubuhmu yang kanan” “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710) 1. Mengistirahatkan otak sebelah kiri Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi 2 yaitu bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya ummat muslim menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya. Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktiftas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam. Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak , asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke, maka yang beresiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan). 2. Mengurangi beban jantung. Posisi tidur kesebelah kanan yang rata memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan bawah. Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur. 3. Mengistirahatkan lambung. Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses pengeluaran chime (makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung. Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus. 4. Meningkatkan pengosongan kandung empedu, pankreas. Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi mirin ke kanan. 5. Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi. Saat tidur pergerakan usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makann yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lamam selamat tidur memungkinkan penyerapan bias optimal. 6. Merangsang buang air besar (BAB) Dengan mtidur miring ke sebelah kanan , proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh, jika sudah penuh akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air besar. 7. Mengisitirahatkan kaki kiri Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalagi kaki posisi paling bawah dimana aliran darah balik cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan , maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang. Dari uraian diatras tampak banyak manfaat tidur dengan posisi miring. Mudah-mudahan uraian tersebut dapat membawa manfaat bagi umat dalam mengamalkan salah satu sunnah nabi.

Kamis, 09 Februari 2012

Manfaat Shalat Tahajud 3 Kisah Nyata



Blogger, kisah nyata Manfaat Salat Tahajud 3 ini adalah kisah nyata yang berbeda dari cerita sebelumnya Manfaat Shalat Tahajud 1 dan Manfaat Shalat Tahajud 2. Silakan dibaca dan diambil hikmahnya untuk diri sendiri. Jangan lupa komen :)

Manfaat Shalat Tahajud 3 Kisah Nyata

Ada sebuah rahasia penting yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini. Sebuah rahasia yang maha dahsyat bila anda rutin melaksanakan sholat sunah Tahajud. Sholat yang dilaksanakan sepertiga malam dengan penuh keheningan, karena di saat itu banyak orang yang tertidur lelap.

Pada saat itulah sebaiknya anda bangun dari tidur. Mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat sunah Tahajud. Boleh anda laksanakan 2 rakaat ditutup dengan witir 1 rakaat. Boleh juga 8 rakaat dan ditutup dengan witir 3 rakaat. Bila anda sanggup, boleh juga sampai 23 rakaat.

Namun, yang paling penting adalah konsistensi dalam pelaksanaannya. Lebih baik melaksanakan sholat tahajud dengan rakaat yang sedikit tapi rutin tiap malam, daripada banyak rakaatnya tapi tidak rutin. Anda perlu konsisten dan memiliki komitmen yang tinggi dalam diri.

Hal terpenting dari sholat malam adalah anda merenungi hidup ini, melakukan instropeksi di hari kemarin dan memohon ampunan kepada Allah dengan seraya beristighfar dengan penuh ke-khusyuk-an. Memohon diberikan kemudahan dalam melaksanakan aktivitas esok hari, dan yang lebih penting berdoa kepada Allah agar dilapangkan rezeki.
Saya menjadi teringat ketika hendak mau menikah di Bandung pada tahun 1998. Pada malam sebelum nikah, saya sempat bingung karena uang untuk transport penghulu dan juga tempat penginapan belum ada di kantong. Saya berdiskusi dengan almarhum ayah untuk mencarikan solusinya. Lalu saya katakan kesulitan saya itu kepada beliau. Ketika kesulitan itu saya sampaikan, ayah saya cuma tersenyum dan menyuruh saya untuk melaksanakan sholat tahajud.

Malamnya, saya sholat tahajud dengan penuh kekhusyukan agar besok dimudahkan dari segala urusan. Saya berserah diri kepada Allah seraya berdoa agar diberikan rezeki karena akan menikah besok lusa. Saya pun berdoa sambil menangis sesunggukan memohon ampun kepada-Nya. Segala ikhtiar sudah ditunaikan, sekarang saatnya saya berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Semoga Allah mengabulkan segala permintaan saya yang akan menikah esok lusa.

Besok paginya, setelah sholat subuh berjamaah, ada ketukan pagar dari luar rumah. Begitu saya tengok keluar, ada pak Yono, salah satu pengurus masjid Al Iman datang ke rumah kami.

Setelah pintu pagar dibuka, lalu saya persilahkan beliau masuk ke ruang tamu. Setelah beliau ada di ruang tamu, maka mengobrollah kami sebentar, lalu tiba-tiba saja diberinya saya amplop yang berisi uang. Jumlahnya pas banget dengan yang saya butuhkan. Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, saya mengucap syukur kepada Allah. Ternyata di pagi hari itu, Allah memberikan rezekinya lewat pak Yono dan kawan-kawan pengurus masjid yang tidak bisa ikut hadir dalam pernikahan saya di kota Bandung.
Rahasia sholat tahajud mungkin sudah pernah anda dapatkan. Dia datang berbeda-beda caranya. Ada yang cepat, dan ada yang lambat. Tergantung dari ridho Allah, dan cara kita berdoa. Terkadang kita sering terlupa bahwa doa adalah permohonan dan permintaan hambaNya yang memasrahkan dirinya agar diampuni dosanya, diberikan kemudahan hidup di dunia dan akhirat kelak. Merendahkan diri dihadapan sang penguasa langit dan bumi.

Semoga Allah mengabulkan doa-doa hambaNya yang berserah diri pada saat-saat keheningan sepertiga malam dengan melaksanakan sholat sunah tahajud. Oleh karenanya, jangan lupa pula untuk selalu sadar diri bahwa akan ada hidup sesudah mati. Di dunia ini kita hanyalah seorang pengembara yang singgah sebentar, lalu pergi kembali.

Sudahkah anda rutin melaksanakan sholat tahajud dan menemukan rahasia di dalamnya? Monggo disharing gan

Untuk Sukses Butuh KEMAUAN KUAT! (Billy Boen)



Tulisan Billy Boen kali ini tentang kesuksesan yang diraih dengan Kemauan Kuat. Anda ingin sukses dengan mudah tanpa usaha? Silakan dibaca dulu artikel Om Billy ini.

Untuk Sukses Butuh KEMAUAN KUAT! (Billy Boen)

Banyak yang nanya ke saya, "Kenapa sering kali di tengah jalan saya kehilangan motivasi dalam mengerjakan suatu tugas?", "Kenapa di tengah jalan saya mendadak jadi males?", "Kenapa saya tiba-tiba tidak fokus dan pengen rasanya untuk give up?"

Untuk menjawab ini, saya akan kasih 1 ilustrasi yang simple:
Bayangkan Agan ingin BANGET untuk kerja di suatu perusahaan yang memang sudah Agan dambakan dari dulu kuliah. Agan harus pergi interview. Agan rumahnya di Kelapa Gading, inteviewnya di Pondok Indah. Di tengah jalan ban mobil Agan kempes. Agan harus dongkrak, ganti ban, keringetan, cape. Setelah itu,...menurut Agan, apa yg akan Agan lakukan? Pulang ke rumah, atau lanjut ke interview? PASTI Agan akan lanjutin perjalanan untuk interview, right?
Bayangkan di hari Minggu Agan ngga tau lagi mau ngapain. Trus Agan berpikir, "Ke Plaza Senayan ah...cuci mata". Kejadiannya sama, Agan pergi dari rumah di Kelapa Gading, dan ditengah jalan ban mobil Agan kempes. Agan harus dongrkak, ganti ban, keringetan, cape. Setelah itu,...menurut Agan, apa yang akan Agan lakukan? Chancenya mungkin 50-50 untuk Agan lanjut ke Plaza Senayan atau pulang ke rumah, atau malah ke mall yang lain: Plaza Indonesia, Grand Indonesia, Pacific Place.
Di kedua ilustrasi ini saya mau tekankan bahwa "Untuk Sukses Butuh KEMAUAN Yang Kuat". Halangan pasti ada, seperti kiasan yang saya tulis di buku "Young On Top": "Tidak ada jalan yang semulus sutera."

Kalau Agan punya keinginan yang KUAT, maka halangan/rintangan yang Agan temui hanya menjadi sebuah kerikil kecil yang mungkin memperlambat laju Agan, tapi BUKAN membuat Agan berhenti total dan give up. Agan akan 'melihat' halangan/rintangan hanyalah sebuah tantangan yang akan dengan senang hati akan Agan hadapi.

Tapi, kalau Agan TIDAK PUNYA keinginan yang kuat, maka halangan/rintangan akan membuat Agan berhenti dan give up dan males2an. 

Find out APA yang Agan benar2 inginkan...? Apa yang saya share di sini, trust me...semuanya akan terjadi secara 'otomatis'! Kalau punya keinginan KUAT, Agan akan BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN...kalau harus terjatuh, Agan akan bangkit dengan sendirinya!

Semoga APA yang Agan benar2 inginkan akan Agan dapatkan...sooner than you think!

Kita Tidak Ditakdirkan Gagal!



Banyak yang mengatakan bahwa kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Masalahnya bagaimana jika Anda mendapatkan kegagalan terus-menerus? Sudah mencoba berkali-kali namun tetap tidak berhasil juga. Apakah ada yang salah atau sudah ditakdirkan menjadi orang gagal?

Kita Tidak Ditakdirkan Gagal!

Jika Anda menganggap bahwa Anda sudah ditakdirkan menjadi orang yang gagal, artinya Anda sok tahu. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, hanya Allah Yang Maha Mengetahui, kenapa kita mendahului-Nya?

Jika Anda mengatakan ada yang salah… maka jawaban Anda benar. Memang ada yang salah.

Apa kesalahan itu dan siapa yang salah?

Kegagalan Datang Karena Anda Kurang Mencoba

Anda gagal, jika Anda berhenti. Anda kurang mencoba. Anda bisa mengatakan sudah mencoba 100 kali, namun bisa jadi perlu 1.000 kali untuk berhasil. Mungkin Anda sudah berusaha selama 1 tahun, bisa jadi Anda harus menunggu 2 tahun agar bisa berhasil.

Thomas Alpha Edison melakukan 10.000 kali percobaan dalam menemukan bola lampu. Jika dia mengeluh dan berhenti mencoba setelah dia mencoba 100 kali, mungkin orang lain yang akan menjadi penemu. Seorang ahli photografi, harus memotret puluhan bahkan ratusan kali untuk menemukan hasil jepretan yang terbaik. Semuanya perlu percobaan, berulang kali, sampai Anda berhasil.

Banyak orang yang membangun bisnis, bertahun-tahun mengalami kerugian, dan dia mendapatkan untung pada tahun ke-3 atau lebih. Banyak kisah seperti ini, jika saya menuliskannya akan menjadi sebuah buku tersendiri. Intinya ialah, sering kali untuk meraih keberhasilan, memerlukan waktu yang panjang.

Jika Anda berhenti, artinya Anda memilih gagal. Atau kegagalan datang jika Anda berhenti mencoba.

Kegagalan Untuk Mereka Yang Tidak Sabar

Karena keberhasilan adalah perjalanan panjang, yang memerlukan percobaan berkali-kali, bahkan ribuan kali. Yang perlu perjalanan waktu yang panjang, maka untuk sukses kita perlu kesabaran. Sukses hanya untuk mereka yang teguh pada jalan yang benar. Mereka terus melakukan hal yang benar, tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti.

Hal ini disebabkan karena masih banyak yang berharap bahwa sukses itu instan. Saat keberhasilan tidak juga diraih maka mereka berhenti dan memutuskan untuk gagal. Memutuskan berhenti sama dengan memutuskan gagal.

Bisa saja sukses itu ada 3 langkah lagi dari tempat Anda berdiri saat ini. Saat ada keinginan untuk berhenti, ingatkanlah diri Anda: “mungkin tinggal 3 langkah lagi”.

Kegagalan Untuk Mereka Yang Kurang Ilmu

Anda tidak akan pernah berhasil, meski Anda sudah mencoba berkali-kali, jika caranya salah. Jika Anda tidak mengambil hikmah dari kegagalan masa lalu. Jika Anda tidak mengambil pelajaran dari keberhasilan orang lain. Jika Anda tidak mau belajar dari berbagai sumber. Yang Anda ketahui hanya cara yang salah. Jika Anda tidak mengubahnya, Anda tidak akan pernah berhasil.

Thomas Alpha Edison, melakukan 10.000 kali percobaan, dengan cara yang berbeda. Bukan dengan cara yang sama. Perbedaan itu bisa dari apa yang Anda lakukan atau cara Anda melakukannya. Dan, Anda akan mengetahui cara-cara lain jika Anda cukup ilmu. Belajarlah!

Perluas Horizon Anda

Kegagalan juga sering terjadi pada orang yang sempit horizonnya atau wawasannya. Dia yang membatasi diri, baik membatasi cara mencapai tujuan atau membatasi tujuannya.

Sebagai contoh, ada yang mengatakan dia telah gagal karena sudah tiga kali mencoba masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN). Tidak ada lagi kesempatan, katanya.

Iya, dia memang gagal masuk PTN, tetapi hidup dia belum gagal. Masih banyak peluang berhasil meski tanpa gelas dari PTN. Banyak orang yang berhasil, meski dia lulusan PTS, bahkan SMA, SMP, SD, bahkan tidak sekolah sekali pun. Jadi, jangan persempit keberhasilan hanya dengan mendefinisikannya dengan masuk PTN.

Tetaplah mencoba, bersabar, belajar, dan perluas wawasan Anda serta jangan lupa BERDOA juga. Mudah-mudahan kegagalan tidak terus menerpa Anda.

Selasa, 07 Februari 2012

kisah



Kutitip Dia Yaa Alloh


Suara adzan Isya’ yang terdengar pelan dari salon komputer sang Ayah membuat Rafi, anak yang masih berusia dua tahun itu mengingatkan Ayahnya. “Ayah, waktunya sholat ya...?” dengan polosnya Ia bertanya pada sang Ayah yang sedang sibuk mengerjakan tugas kuliah di depan komputer. “Iya sayang, Ayah mau berwudlu dulu ya...” jawab sang Ayah dengan tersenyum. “Ayah mau ke mana?” Tanya sang Anak lagi. “Ayah mau sholat ke masjid” jawab sang Ayah. “Rafi ikut” jawab sang Anak dengan mengiba. “Sayang, di luar sangat dingin, mas Rafi di rumah saja ya sama Bunda,” jawab sang Ayah. “Rafi ikut Ayah...” jawab sang Anak dengan mata yang berkaca-kaca...
Sang Ayah memandangi anaknya dengan iba, dia berusaha meyakinkan anaknya yang masih kecil tersebut. Tetapi semakin diyakinkan, si Anak semakin menangis menjadi, karena memang hanya satu keinginan sang Anak, yaitu mengikuti Ayahnya sholat ke masjid. Dilihatnya sang Istri sudah tertidur sangat nyenyak, mungkin karena pekerjaan hari ini yang melelahkan dan kebetulan memang sedang berhalangan untuk sholat.
“Baiklah, mas Rafi ikut Ayah ke masjid, tetapi nanti mas Rafi ikut sholat dan tidak mengganggu yang lain ya...” pesan Ayah tersebut kepada anaknya. Rafi kecil mengangguk, rupanya janji itu telah mengganti kesedihan yang menyelimutinya, dengan kebahagiaan yang tak terkira dihatinya nan tulus itu. Kemudian Sang Ayah menuntun anaknya yang masih kecil untuk berwudlu dan menggunakan baju Muslim yang kemudian mereka berdua berangkat ke masjid bersama-sama.
Hawa dingin kota Wollongong menyelimuti perjalanan mereka. “Mas Rafi kedinginan?” Tanya sang Ayah. Si Rafi kecil mengangguk. “Sini Ayah gendong biar hangat” kata sang ayah. Kemudian mereka berdua berjalan memasuki Omar Mosque yang telah ramai dengan jamaah.
Selagi menanti iqomat berkumandang, Si Rafi kecil tetap berada di dekapan sang Ayah. Namun tak berapa lama ia tertidur, mungkin karena lelah ataupun memang sudah malam bagi dia untuk masih terjaga. Karena sholat Isya di kota Wollongong NSW saat itu tepat berada di pukul 20:40 PM.
Sang Ayah mulai bingung. Ia gelisah, jangan-jangan si Rafi kecil nanti terbangun dan menangis di saat sholat sedang berlangsung, “Apakah saya harus terus mengikuti sholat berjamaah, atau pulang...” tanyanya dalam hati. Masih ditengah kebimbangan itu, tiba-tiba Syeh Abdurrahman memasuki masjid dan berkata, “Brother, why do you bring your child here!? He is still too young. Its very cold outside.” Katanya menasehati. Memang Syekh Abdurrahman sangat ketat sekali terhadap anak kecil yang bisa mengganggu kekhusyukan sholat. Berkali-kali beliau mengingatkan untuk tidak membawa anak kecil terutama anak yang masih sulit untuk diberi pengertian. Sudah banyak jamaah yang diingatkan karena kejadian anaknya yang mengganggu sholat.
“Syekh, should I go home now?” Tanya sang Ayah. Syeh Abdurrahman memandangi si Anak yang sudah terlelap tidur dipangkuan Ayahnya dengan iba. “If you think that he will not crying when we are praying, you can pray at the corner and take it beside you,” jawab Syeh Abdurrahman yang tak berapa lama Iqomatpun dikumandangkan oleh Muadzin.
Sang Ayah masih menggendong Rafi kecil di ruangan masjid bagian belakang. Ia ragu untuk meneruskan sholat berjamaah, karena malam semakin dingin, Ia takut anaknya nanti terbangun dan menangis, sehingga akan mengganggu jamaah yang lain. “Yaa Alloh..., kalau engkau menghendaki aku pulang dan tidak mengikuti sholat berjamaah, aku akan pulang sekarang, tetapi, kalau engkau masih mengizinkan aku untuk mengikuti sholat berjamaah bersama yang lain, hamba mohon, kuatkan anak kami sehingga saya bisa mengikuti sholat berjamaah dengan tenang...” doanya dalam hati.
“Brother, oh your son is sleeping..., its very cold outside...” kata Ahmad Fathi Salah yang baru tiba dan tiba-tiba menghampirinya, Ahmad adalah seorang sahabat, International student yang berasal dari Libya. “I think Its better for me to pray in my house,” jawab sang Ayah. “No...!, you can pray together with us,” jawab Ahmad. Ahmad kemudian melepas jaket kulitnya dan memberikan pada Ayah Rafi. “Use it to warmer your son.” Jawabnya. “Brother come here, you can pray here,” katanya kemudian sembari memberikan sebuah tempat untuk sholat dan tempat berbaring si Anak.
Mulanya ragu-ragu, tetapi Sang Ayah kemudian membaringkan si Anak tepat di sebelahnya dan kemudian menyelimuti dengan jaket kulit milik sahabatnya itu. “Yaa Alloh kutitipkan dia padaMu, jangan bangunkan dia sebelum sholat isya’ ini berakhir, Aamiin...” doa sang Ayah sebelum memulai sholat.
Sholatpun kemudian dimulai dan sang anak tetap terlelap dalam tidurnya. Dan... Alhamdulillah.., hingga rokaat ke empat berakhir, tak ada suara dari si Rafi kecil, dan begitu salam tanda sholat berakhir, Anak kecil itu bergerak-gerak, ia membuka matanya dan.. “Ayah, di mana kita...?” tanyanya dengan polos. “Kita di masjid sayang, tuh sholat barusan selesai,” kata Ayahnya dengan tersenyum.
Terucap syukur dalam hati sang ayah, “Terima kasih Yaa Alloh... telah Engkau bukakan pintu-pintu RahmatMu kepada hamba, Engkau beri hamba kesempatan untuk menikmati indahnya sholat berjamaah di rumahMu. Alhamdulillah...”
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah [9] : 18)
Subhanalloh...

Senin, 06 Februari 2012

Menjelang Wafatnya Rasululloh SAW



“Kisah yang mengharukan….amanah yang harus di sebarkan…..bagi umat yang mencintai Rasulullah SAW….”
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam”, kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?”, tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
“Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar khabar ini?”, tanya Jibril lagi.
“Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan  khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: “Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.
Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?”
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata
Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi.
“Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku.”
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku”
“peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.”
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
“Ummatii,ummatii,ummatiii?” – “Umatku, umatku, umatku”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi
Betapa cintanya Rasulullah kepada kita!
"http://i1253.photobucket.com/albums/hh582/acep11/Foto1173.jpg"